Kamis, 05 Januari 2012

makalah penyebab banyaknya lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan

MAKALAH


ANALISIS FAKTOR PENYEBAB BANYAKNYA LULUSAN SLTA YANG TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI


ADMINISTRASI NIAGA


Disusun oleh:

                             Nama : Anggun Novitasari
                             NIM   : 0610 3060 0504







POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2011


Daftar Isi
HALAMAN JUDUL………………………………………………...i
LEMBAR PENGESAHAN……...…………………………………ii
DAFTAR ISI………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………..…………...……………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………..…………...……………………….3
1.3 Tujuan…………………………………………..…………...………………...3
1.4 Manfaat………………………………………………..…………...……….....4
1.5 Metode………………………………………………………..…………...…..4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lulusan SLTA
 2.1.1  Definisi Lulusan SLTA………...……….…….………………………..5
 2.1.2  Klasifikasi Lulusan SLTA…………………….……………………….6
 2.1.3  Kriteria Lulusan SLTA…………………………….…………………..7
2.2  Pendidikan.
  2.2.1  Definisi Pendidikan………………..……………………..…………...7
  2.2.2  Tujuan Pendidikan………………………...…………………….…….8
  2.2.3  Klasifikasi Pendidikan…………………………..…………….............9
2.3  Perguruan Tinggi
  2.3.1  Definisi Perguruan Tinggi………..………….……………………….10
  2.3.2  Klasifikasi Perguruan Tinggi………….…………..…………………11
  2.3.3  Tujuan Perguruan Tinggi…………………….…………..…………..12
BAB III  PEMBAHASAN
3.1 Faktor penyebab lulusan SLTA tidak melanjutkan pendidikan ke  perguruan tinggi.
    3.1.1 Faktor Internal penyebab lulusan SLTA yang tidak  melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
        3.1.1.1  Kurangnya minat belajar siswa terhadap dunia
pendidikan dalam perguruan tinggi………….…….….……..15
                  3.1.1.2  Kurangnya harapan dari diri sendiri untuk
Menjadi lebih maju dan untuk memperoleh 
pekerjaan yang lebih baik……….……………...……..……..16
 3.1.2 Faktor eksternal penyebab lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
                3.1.2.1  Kondisi ekonomi orang tua yang kurang
atau bahkan tidak memadai …………………………………18
1.1.2.2  Kurangnya motivasi dari orang tua untuk
meningkatkan pendidikan anaknya…...........………………..20
                3.1.2.3  Tidak terpenuhinya persyaratan yang
ditetapkan perguruan tinggi yang diinginkan…………………………………..…...…………...21
     3.1.2.4  Tingginya biaya-biaya di pendidikan tinggi
dan kurangnya peran   pemerintah untuk
memberikan subsidi………….....……………………………22
            3.1.2.5 Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung..............................................................................23
BAB IV PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA




















Bab 1
 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
    
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah Perguruan tinggi.  Akan tetapi, dengan melihat kondisi nyata saat ini tentang perguruan tinggi, tidak banyak orang yang menginginkan hal tersebut.  Hal ini disebabkan karena menurunnya minat belajar mereka dan kurangnya harapan untuk menjadi orang yang lebih maju melalui perguruan tinggi.  Selain itu, mereka berpikir bahwa sedikitnya pilihan untuk menentukan pendidikan yang sesuai dengan keinginan dan kondisi ekonomi orang tua yang kurang memadai.
Dengan demikian, mereka selalu beranggapan bahwa masih banyaknya orang menjadi pengangguran setelah menjalani perguruan tinggi.  Lalu, kemana mereka setelah lulus SMA atau SMK? Akankah mereka menjadi pengangguran (nganggur), nikah atau kerja.  Pada umumnya, pelajar yang telah tamat SMK banyak yang memiliki skill atau keterampilan untuk menjadi tenaga kerja, namun belum sepenuhnya mencukupi karena banyak orang yang memiliki keterampilan yang lebih tinggi setelah mengikuti pendidikan di perguruan tinggi.
Oleh karena itu, dengan adanya perguruan tinggi dapat meningkatkan minat belajar siswa setelah lulus SMA/SMK yang dilatarbelakangi dengan harapannya dan harapan orang tua mereka agar anaknya menjadi orang yang sukses.
Banyaknya pilihan dalam perguruan tinggi yang sesuai dengan jurusan yang mereka inginkan dan mereka juga dapat menentukan perguruan tinggi yang menjadi idaman mereka berdasarkan kondisi sosial-ekonomi kedua orang tua mereka yang cenderung lebih banyak berada di Strata menengah dan rendah, tanpa harus dikhawatirkan karena jika terdapat kemauan atau minat yang besar akan ada beasiswa yang dapat membantu mengurangi beban/biaya perkuliahan mereka.  Karena hampir disetiap perguruan tinggi terdapat beasiswa.
Mengingat sulitnya mendapatkan pekerjaan ditengah persaingan masyarakat luas.  Perguruan tinggi itu sangatlah penting agar memiliki kemampuan dan keterampilan yang cukup sebagai bekal untuk menjadi tenaga kerja.  Lebih bermutunya sebuah pekerjaan apabila mengikuti pendidikan di perguruan tinggi terlebih dahulu, karena di dalam perguruan tinggi tidak hanya mementingkan teori melainkan juga praktik.  Setelah itu, akan lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang lebih baik dan layak. 
Oleh karena hal tersebut; bab ini penting untuk dibahas agar tidak ada lagi alasan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi terhadap pelajar yang telah lulus SLTA.  Secara nasional hanya 30-40 persen yang melanjutkan ke perguruan tinggi sedangkan sisanya menjadi tenaga kerja yang tidak memadai karena tidak berbekal skill atau keterampilan.  Pada saat ini, Indonesia menghadapi masalah yang sangat serius dalam kualitas SDM, yang disebabkan kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Itulah sebabnya pendidikan memegang peranan yang sangat penting, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.



1.2  Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah apakah faktor penyebab banyaknya lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ?.  Secara rinci ruang lingkup masalah yang akan dibahas adalah:
a.  Apakah faktor internal penyebab banyaknya lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ?
b.  Apakah faktor eksternal penyeab banyaknya lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ?

1.3  Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui penyebab atau alasan pelajar lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.  Masalah yang akan dibahas secara rinci adalah:
a.  Memaparkan faktor internal penyebab lulusan SLTA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.
b. Memaparkan faktor eksternal penyebab lulusan SLTA yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.






1.4 Manfaat
Makalah ini ditulis agar bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain sebagai berikut;
1.      Bagi penulis, penulis mengkaji makalah ini untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan melihat perkembangan yang terjadi saat ini terhadap siswa lulusan SLTA.
2.      Bagi pembaca, agar mengetahui sebagian besar penyebab dari lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
3.      Bagi lulusan SLTA, makalah ini dapat bermanfaat sebagai masukan tanpa melihat sisi negatifnya dan semoga lulusan SLTA dapat melanjutkan pendidikan  ke perguruan tinggi.

1.5  Metode

Metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka.  Metode studi pustaka ini dilakukkan dengan cara membaca beberapa referensi untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan penyebab dari lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.







Bab II
Tinjauan Pustaka
Pada tahun 1998, Tuti Budirahayu pernah membahas tentang rencana siswa SMU untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dihubungkan dengan aspirasinnya dan orang tua, pada pendidikan dan pekerjaan, keyakinan akan arti fungsionnal dan pendidikan pada siswa SMU dan orang tuanya dalam aspirasinya terhadap aspirasinya terhadap pekerjaan dan pendidikan lanjutan setelah SMU.  Penulis membahas tentang analisis faktor penyebab banyaknya lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
 Selain itu juga pada tahun 2010, Antonius Surbakti, Jhon T Ritonga, Sya’ad Afifuddin, dan Wahyu Aryo P pernah membahas tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan siswa SMA terhadap jasa perguruan tinggi.  Sedangkan penulis dalam makalah ini membahas tentang analisis faktor penyebab banyaknya lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Penulis menganggap makalah ini penting untuk dibahas karena melihat perkembangan pendidikan yang terjadi saat ini tidak baik, melihat banyaknya anak-anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka hingga ke jenjang yang lebih tinggi.

2.1 Lulusan SLTA
2.1.1  Definisi lulusan SLTA
SLTA adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal, sekolah menengah atas di tempuh dalam waktu 3 tahun, pada akhir tahun ketiga siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (UAN)  yang memengaruhi kelulusan siswa.  Lulusan SLTA dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja. (Wikipedia,2006:1)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lulusan SLTA adalah pelajar yang telah mengikuti ujian akhir nasional dan ujian akhir sekolah dan telah dinyatakan lulus pada tahap tersebut berdasarkan ketetapan pemerintah pada suatu daerah dan telah menerima ijazah sebagai bukti bahwa berakhirnya pendidikan pada jenjang tersebut.

2.1.2  Klasifikasi lulusan SLTA
Pendidikan menengah di Indonesia terdiri dari pendidikan menengah  ke atas (SMA) dan pendidikan menengah kejuruan (SMK). Antara SMA dan SMK terdapat perbedaan yang sangat menonjol. SMA lebih  menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan cenderung teoritis sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi sedangkan SMK lebih menitikberatkan pada penguasaan ketrampilan praktis sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.  Walaupun lulusan SMK dipersiapkan untuk terjun ke lapangan kerja, terbuka kesempatan bagi siswa untuk melanjutkan studinya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan pendidikan menengah yang orientasinya memberi bekal siswa untuk memasuki lapangan kerja tingkat menengah dan melanjutkan ke jenjang pendidikan sesuai dengan kekhususannya (kejuruannya).
Pendidikan menengah diselenggarakan melalui bentuk-bentuk satuan pendidikan menengah umum, kejuruan, keagamaan (MAN), kedinasan dan luar biasa. Meskipun masing-masing  satuan pendidikan tersebut memiliki tujuan yang berbeda, namun lulusannya dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi. Hal ini berarti bahwa lulusan SMK dapat pula melanjutkan studinya sampai pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi.
2. 1.3  Kriteria lulusan SLTA
Kriteria lulusan SLTA yaitu pelajar yang telah dinyatakan secara resmi menurut hukum yang berlaku dan telah menerima surat tanda kelulusan  (STK), Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU)/ ijazah serta telah menerima rapor dari sekolah yang bersangkutan. Selain itu, bagi pelajar yang telah lulus SLTA sudah dinyatakan siap untuk menentukan jalan atau pilihan hidup sesuai keinginan masing-masing individu misalnya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

2.2  Pendidikan.
2.2.1  Definisi Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. ( Wikipedia, 2011:1).
Akan tetapi, pendidikan juga  dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.( Indrayanto,2011:1)
Pendidikan yaitu usaha sadar, terencana, sistematis, berlangsung terus-menerus, dan menuju kedewasaan. (Hartoto,2009:1)
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dinyatakan sangat penting oleh pemerintah, hal tersebut tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 dan berhak untuk diikuti oleh setiap warga negara sesuai ketentuan yang berlaku pada suatu negara sebagai penerus bangsa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terencana (bertahap) dalam meningkatkan potensi diri peserta didik dalam segala aspeknya menuju terbentuknva kepribadian dan ahlak mulia dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat guna melaksanakan tugas hidupnya sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
2.2.2  Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah menambah ilmu pengetahuan baik ilmu alam maupun ilmu sosial, mengembangkan bakat yang dimiliki, serta dengan adanya pendidikan maka dapat mewujudkan cita-cita.  Sedangkan menurut negara, pendidikan dapat memajukan kehidupan bangsa karena salah satu pengaruh terhadap perkembangan suatu negara yaitu melalui pendidikan.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. (Nur,2010:1)
Oleh karena itu, tujuan pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara komponen-komponen pendidikan lainya. Tujuan pendidikan bersifat normatif, yaitu mengandung unsur-unsur norma bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik.Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu, maka menjadi keharusan bagi pendidik untuk memahaminya. Kekurang pahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan didalam melaksanakan pendidikan.

2.2.3  Klasifikasi Pendidikan
Klasifikasi pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal yaitu pendidikan menurut peraturan pemerintah (SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi).
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. (Wikipedia,2011:1)
Sedangkan pendidikan informal yaitu pendidikan yang diikuti sebagai tambahan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan misalnya dari suatu lembaga atau kursus.
2.3  Perguruan Tinggi
2.3.1  Definisi Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik pergutuan tinnggi disebut dosen.  Menurut jenisnya perguruan tinggi dibagi menjadi dua yaitu perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta.  Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh negara, sedangkan perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan regulasinya dilakukan oleh swasta. ( Supriona, 2011:1).
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. (Wikipedia, 2011:1).
Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan terakhir setelah TK, SD, SMP, SMA hingga saat ini terdiri dari gelar diploma, sarjana, dan doktor.  Kuliah hanya menambah pengetahuan dan keterampilan kita dalam bekerja nanti.  Jurusan kuliah adalah pilihan cabang ilmu yang dipilih calon mahasiswa berdasarkan minat atau bakatnya.  (Yuse,2009:1)
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perguruan tinggi merupakan salah satu tahapan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi atau sering kali disebut sebagai pendidikan tinggi. Perguruan tinggi sangat menentukan dalam persoalan mencari pekerjaan.

Peserta didik dalam perguruan tinggi disebut mahasiswa, dan sedangkan tenaga pendidik perguruan tinggi disebut dosen.
 (Wikipedia,2011:1)
Di perguruan tinggi terdapat berbagai jenis jurusan yang dapat ditentukan menurut pilihan yang diminati, misalnya kedokteran, keguruan, ataupun teknik dan lain-lain.
Adapun pengertian perguruan tinggi idaman yaitu perguruan tinggi yang mempunyai mutu/ kualitas yang tetap dipertahankan dan terus ditingkatkan dengan biaya yang bisa terjangkau oleh semua lapisan mayarakat dengan suasana kuliah yang nyaman dan tentram, sanggup mengadakan terobosan terhadap perkembangan dimasyarakat dan berguna bagi masyarakat nusa dan bangsa baik secara kelembagaan maupun secara output mahasiswanya, sehingga menjadi favorit dan dicintai masyarakat.
(Banun, 2010:2)

2.3.2  Klasifikasi Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas.
Akademi merupakan perguruan tinngi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam satu cabang atau sebagian ilmu pengetahuan, teknologi atau kesenian tertentu.
Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus.
Sekolah tinggi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu disiplin ilmu tertentu.
Institut merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu yang sejenis.
Universitas merupakan perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu.
  Perguruan tinggi tergolong dalam beberapa kelompok yaitu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta, dan perguruan tinggi ikatan dinas.  Perguruan tinggi terbagi dalam berbagai pilihan yaitu pendidikan Sarjana  (S-1 sampai S-3) dan pendidikan Diploma (D-1 sampai D-4). Perguruan tinggi negeri yaitu  pendidikan tinggi yang peraturannya berdasarkan pemerintahan misalnya universitas-universitas negeri, Perguruan tinggi swasta yaitu pendidikan tinggi yang dibangun secara pribadi atau dari suatu lembaga misalnya PGRI dan Muhammadiyah, sedangkan perguruan tinggi ikatan dinas yaitu pendidikan  tinggi yang berdasarkan pemerintahan namun sudah mendapatkan kepastian untuk dapat bekerja secara langsung setelah mengikuti pendidikan tersebut misalnya STAN, STIS, dan AMG dan lain-lain.



2.2.3  Tujuan Perguruan Tinggi
Tujuan pendidikan umum di perguruan tinggi adalah sebagai usaha membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar mampu berperan sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta agama dan untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap masalah-masalah dan kenyataan-kenyataan sosial yang timbul di dalam masyarakat Indonesia.  (Lukman,2010:1)
Pendidikan umum yang diselenggarakan oleh universtias dan institut kemudian dikenal dengan mata kuliah dasar umum atau MKDU yang terdiri dari beberapa mata kuliah seperti agama dan kewarganegaraan.  Secara khusus mata kuliah dasar umum bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang berjiwa pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia, taqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki toleransi terhadap pemeluk agama lain dan memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral didalam menyikapi permasalahan kehidupan baik sosial, politik maupun pertahanan keamanan.
Tujuan Perguruan tinggi yaitu agar dapat mewujudkan cita-cita atau harapan, baik secara pribadi maupun harapan dari orang tua demi kesuksesan anaknya.  Dengan adanya perguruan tinggi, maka dapat mempermudah jalan untuk menggapai cita-cita karena mengikuti perguruan tinggi merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dan  ditetapkan oleh banyak perusahaan yang ada untuk memperoleh sebuah pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan bidangnya masing-masing.
Dengan adanya perguruan tinggi, maka pelajar dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, mengembangkan dan memperdalam bakat atau keterampilan yang dimiliki karena dalam perguruan tinggi ilmu yang akan dibahas yaitu hanya menjurus pada bidang yang kita inginkan untuk dapat memperoleh pekerjaan dengan baik. Perguruan tinggi berfungsi sebagai pendidikan terakhir sebelum masuk dalam dunia kerja.
Pendidikan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkatpengetahuan yang terdiri atas Kemampuan akademis yaitu kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sitematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, Kemampuan professional yaitu kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya dan Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Bab III
Pembahasan
 3.1 Faktor penyebab lulusan SLTA tidak melanjutkan  pendidikan ke  perguruan tinggi.
3.1.1   Faktor Internal penyebab lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
3.1.1.1  Kurangnya minat belajar siswa terhadap dunia pendidikan dalam perguruan tinggi.
Minat para siswa saat ini semakin menurun terkait hubungannya dengan keadaan ekonomi mereka dan akhirnya lebih memutuskan untuk langsung mencari pekerjaan. Selain itu, ada beberapa siswa yang telah merasa bosan dengan menuntut ilmu dan berpikir bahwa masih banyaknya orang yang menjadi pengangguran setelah lulus dari perguruan tinggi. Siswa yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi hanya sedikit, namun yang berminat untuk terjun ke dunia kerja banyak. Apalagi pada Sekolah Menengah Kejuruan adalah bentuk satuan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan siswa memasuki lapangan kerja tingkat menengah, sehingga tidak mengherankan bila selesai dari SMK banyak siswa yang lebih berminat untuk bekerja daripada melanjutkan studi ke perguruan tinggi.  Padahal kenyataannya kalau hanya lulusan SMK biasanya hanya menjadi pekerja kasar.  Para siswa seharusnya memiliki pandangan bahwa kuliah itu perlu untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Apalagi saat ini persaingan hidup semakin berat, maka dari itu pendidikan harus dikembangkan dengan benar.  Kuliah dapat menambah intelektualitas kita, begitu juga saat kita mencari pekerjaan mudah dan pengalaman kita juga bertambah.
Dari pernyatan diatas dapat disimpulkan bahwa keinginan siswa untuk bekerja menjadi faktor penghambat dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi.  Akan tetapi minat tersebut harus disertai dengan dukungan dari orang-orang sekitar terutama orang tua.

3.1.1.2  Kurangnya harapan dari diri sendiri untuk menjadi lebih maju dan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
Dalam hal ini minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi bila dilandasi oleh kemauan dari dalam yang kuat untuk maju akan memberikan hasil yang lebih optimal.  Saat ini banyak para pelajar yang mengharapkan kesenangannya saja tanpa memikirkan pendidikan, mereka hanya menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang tanpa memikirkan orang tuanya yang berniat yang menjadikan anaknya lebih maju  dan memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang tuanya.  Namun ada siswa yang melanjutkan studi bukan karena keinginannya sendiri tapi kemauan orang lain.  Usia remaja dimana interaksi sosial dan pengaruh dari teman sebaya semakin menjadi penting. Beberapa keputusan siswa banyak dipengaruhi oleh teman sebayanya.  Sebagian pelajar yang memiliki keterbatasan ekonomi hanya mengharapkan untuk dapat secepatnya memiliki uang dengan langsung mencari pekerjaan setelah tamat dari SLTA, mereka tidak memiliki harapan yang lebih untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu agar mendapatkan pekerjaan yang mapan dan adanya keinginan menyandang gelar sarjana. Padahal di usia yang masih muda, lulusan SMA akan mengalami kesulitan bila harus langsung masuk ke dunia kerja karena dalam dunia kerja atau industri sekarang ini kita diharuskan untuk berpendidikan tinggi, kalau hanya lulusan SMK/SMA kita mau jadi apa?. Dunia pendidikan itu selalu berkembang jadi kita harus bisa mengikuti. Kalau hanya lulusan SMK atau sederajat biasanya hanya menjadi pekerja kasar. Oleh karena itu untuk mendapatkan bekal dan keahlian yang cukup, tamatan SLTA harus melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi.


3.1.2      Faktor eksternal penyebab lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
  3.1.2.1   Kondisi ekonomi orang tua yang kurang atau bahkan tidak  memadai.
Hambatan yang paling utama bagi siswa yang berminat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah status sosial ekonomi orang tua yang rendah.  Padahal, setiap orang tua memiliki harapan agar dapat menyekolahkan anaknya sampai ke pendidikan tinggi tapi mereka  memiliki keterbatasan dalam biaya.
 Kemauan merupakan dorongan keinginan pada setiap manusia untuk membentuk dan merealisasikan diri dalam arti mengembangkan segenap bakat dan kemampuannya serta meningkatkan taraf kehidupannya. Kemauan berkaitan erat dengan suatu tujuan atau cita-cita tertentu yang ingin dicapai dan kemauan selalu berkaitan erat dengan kemampuan. Oleh karena itu sulit untuk memisahkan pembicaraan antara kemauan dan kemampuan, seperti halnya beberapa siswa dimana siswa mempunyai kemauan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi tetapi tidak disertai dengan kemampuan finansial orang tuanya.
Siswa umumnya mempunyai kemauan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Adanya kemauan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dikarenakan adanya cita-cita tertentu yang ingin dicapai oleh siswa. Keinginan untuk memperdalam ilmu pengetahuan tertentu turut mendorong kemauan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dengan memperdalam pengetahuan tersebut mereka berharap dapat memperoleh pekerjaan yang lebih mapan seperti yang dicita-citakan. Kemauan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi terkait pula dengan gelar kesarjanaan yang ingin disandang oleh siswa. Dengan demikian, kemauan siswa menjadi faktor pendorong untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Tapi berbanding terbalik dengan kenyataannya, banyak orang tua murid mengharapkan dapat menyekolahkan anaknya sampai meraih gelar sarjana. Mereka sadar bahwa dengan pendidikan yang tinggi akan dapat menjadi alat untuk mencapai kemajuan ke arah kehidupan yang lebih baik. Namun dengan ekonomi yang tidak mendukung, mengakibatkan orang tua hanya dapat menyekolahkan anaknya hanya sampai tingkat SLTA saja dan setelah itu mengharuskan anaknya untuk langsung bekerja. Dengan keadaan ekonomi orang tua yang rendahlah yang membuat siswa putus asa.



3.1.2.2  Kurangnya motivasi dari orang tua untuk meningkatkan pendidikan anaknya.
Selain minat dan harapan dari pelajar lulusan SLTA, dukungan keluarga terutama orang tua juga menjadi faktor pendorong bagi siswa dalam melanjutkan studi keperguruan tinggi. Dengan adanya dorongan dari orang tua tersebut dapat memantapkan minat siswa dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Dari dorongan itu pula akan menambah semangat dalam kegiatan belajar.  Namun kenyataannya, cara orang tua dalam memberikan motivasi terhadap anaknya sangatlah kurang.  Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa.  Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya karena bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajarnya. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi.  Itulah sebabnya kuliah dibutuhkan dukungan dari orang tua karena orang tualah yang membiayai.



3.1.2.3  Tidak terpenuhinya persyaratan yang ditetapkan perguruan tinggi yang diinginkan.
Memasuki perguruan tinggi memiliki kesulitan tersendiri karena banyaknya program studi yang ditawarkan. Namun, siswa pasti memiliki faktor-faktor tertentu yang memudahkannya dalam memilih program studi.
Sebagian lulusan SLTA tidak dapat melanjutkan pendidikan karena syarat yang ditetapkan oleh perguruan tinggi tidak dapat terpenuhi dan membuat para pelajar tersebut menjadi putus asa. Hal tersebut disebabkan karena terlalu banyaknya peraturan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi, misalnya tinggi badan, nilai yang harus tinggi, termasuk juga dengan biaya-biaya pemasukan yang tinggi salah satunya uang pembangunan. Jika salah satu ketetapan tidak dapat terpenuhi maka pelajar lulusan SLTA tersebut dinyatakan gagal untuk mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi yang mereka inginkan.
Alumni SLTA yang akan memilih program studi hendaknya mengenali diri sehingga program studi yang dipilih sesuai, serta mencari informasi tentang perguruan tinggi dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dan mengecek info yang didapat agar persyaratan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi yang diinginkan dapat terpenuhi.
3.1.2.4  Tingginya biaya-biaya di pendidikan tinggi dan kurangnya peran pemerintah untuk memberikan subsidi.
Untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, dan dengan kondisi ekonomi orang tua yang rendah menghalangi keinginan siswa untuk kuliah.  Misalnya saja dalam biaya pembangunan sebagai persyaratan awal untuk melanjutkan pendidikan di peguruan tinggi.  Seperti yang kita ketahui biaya-biaya pembangunan dalam perguruan tinggi saat ini sangatlah mahal, apabila persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka pelajar tersebut tetap dinyatakan gagal untuk masuk ke perguruan tinggi.  Maka dari itu pemerintah harus mengalokasikan dana dalam bentuk subsidi untuk membantu lulusan SLTA yang kekurangan dana untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Selain itu juga setiap pelajar yang telah mengikuti ujian semester di perguruan tinggi diwajibkan untuk membayar uang semester, biaya yang dikenakan pun tidak sedikit, lantas bagaimana dengan orang yang memiliki kendala dalam hal biaya, apakah mereka akan menghentikan pendidikannya.  Belum lagi ditambah dengan biaya-biaya praktek, biaya akomodasi, dan biaya transportasi yang harus dipenuhi juga.


3.1.2.5  Lingkungan Masyarakat yang Kurang Mendukung
Lingkungan dapat menjadi pengaruh perkembangan mental dan pilaku anak. Tidak bisa dielakkan lingkungan menjadi salah satu bagian yang membentuk perkembangan psikologi anak. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan yang beraneka ragam, anak dapat terpengaruh oleh hal yang negatif dan yang positif. Orang tua tidak bisa selalu mengawasi pergaulan anak di lingkungan masyarakat setiap detiknya. Orang tua hanya bisa menjadi motivator di dalam keluarga. Namun orang tua bisa mengurangi masuknya hal yang negatif kepada perkembangan anak, dengan cara memberikan contoh yang positif kepada anak dan memberikan nasehat yang positif.
Pada saat ini, banyak pelajar yang suka berkumpul dengan teman sebaya (Nongkrong) yang tujuannya tidak jelas sambil mabuk-mabukan.  Banyak anak-anak yang menganggur (putus sekolah) dan mereka lebih suka pekerjaan yang gajinya sedikit, mereka tidak berusaha untuk meningkatkan taraf hidup.  Lingkungan masyarakat sekitar yang kurang mendukung adalah faktor dapat mempengaruhi dan menghambat kemajuan siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.  Hal ini disebabkan karena lingkungan terdekat yang sangat mempengaruhi minat para remaja untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi adalah lingkungan keluarga lalu kemudian beralih ke lingkungan masyarakat yang jangkauannya lebih luas.  Namun tidak banyak juga para remaja yang telah memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, namun tidak bisa terwujud karena alasan ekonomi yang tidak mencukupi.  Ada pula faktor lain yang menyebabkan hal itu tidak dapat terwujud, yaitu daya fikir para remaja.  Kemampuan seseorang antara yang satu dengan yang lain berbeda-beda.  Jadi, ada seseorang yang tidak memiliki kemampuan berfikir yang tinggi untuk dapat mengikuti pendidikan di perguruan tinggi.  Sehingga orang tersebut tidak bisa mengikuti pendidikan yang lebih tinggi.  Jika kita dihadapkan pada persoalan atau permasalahan seperti ini, para remaja tidak dapat disalahkan sepenuhnya.  Karena faktor penyebabnya bukan berasal dari remaja tersebut, akan tetapi dari kondisi kehidupan dan kenyataan yang sudah seharusnya mereka terima.




Bab IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Pendidikan di perguruan tinggi merupakan sesuatu yang penting dan formal.  Akan tetapi, dengan melihat kondisi saat ini banyak orang yang menginginkan hal tersebut tetapi tidak didukung dengan berbagai faktor terutama dalam hal biaya.  Selain itu, minat para pelajar saat ini sangatlah minim. Minat belajar tersebut menurun karena kurangnya harapan dari dalam diri mereka untuk menjadi lebih maju dan tidak adanya kemauan untuk mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang layak serta kurangnya dukungan dari orang tua. Mereka selalu berpikir bahwa hanya sedikitnya pilihan untuk menentukan perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginannya. Para pelajar tersebut juga beranggapan bahwa akan masih banyaknya pengangguran walaupun telah menjalani pendidikan di perguruan tinggi. Itulah sebabnya, banyak lulusan SLTA yang tidak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan lebih memilih untuk langsung bekerja walaupun hanya dengan gaji yang sedikit demi membantu perekonomian keluarganya.  Padahal pelajar yang telah tamat dari SMK, telah banyak yang memiliki skill atau keterampilan untuk menjadi tenaga kerja, Namun hal tersebut belum sepenuhnya mencukupi jika dibandingkan dengan mengukuti pendidikan tinggi atau kuliah.


4.2   Saran
Bagi para lulusan SLTA jangan mudah berputus asa, walaupun dengan keadaan ekonomi yang kurang atau tidak memadai, masih banyak beasiswa yang akan diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu yang diberikan oleh pemerintah atau dari perguruan tinggi yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Hal itu dapat diraih apabila ada niat dan usaha yang sungguh-sungguh untuk meraih nilai yang baik sehingga bisa mendapatkan beasiswa.
Bagi para orang tua, sebaiknya selalu memberikan motivasi kepada anak-anaknya agar anaknya memiliki keinginan untuk tetap melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi karena dukungan dan semangat orang tualah yang menjadi faktor pendorong paling utama agar anaknya memiliki semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan.
Bagi pemerintah, sebaiknya lebih memperhatikan dunia pendidikan saat ini sehingga masyarakat dapat merasakan pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi dengan memberikan subsidi terhadap masyarakat yang memiliki ekonomi rendah dan sedikit mengurangi beban mereka.







Daftar Pustaka
Ahira,Anne.2011. Pengertian Pendidikan
http://www.anneahira.com/artikel-pendidikan/pengertian-pendidikan.htm
 diakses pada tanggal 2 Juli 2011

Banun, Muliardy.2010. Definisi Perguruan Tinggi Idaman


Hartoto.2009. Pengertian Pendidikan
http://fatamorghana.wordpress.com diakses pada tanggal  4 Juli 2011


Indrayanto.2011. Pengertian Pendidikan


Lukman, Iwayan.2010. Tujuan pendidikan umum di perguruan tinggi


Nur, Anan.2010. Hirarki Tujuan Pendidikan Indonesia
www.bnsp-indonesia.org  diakses pada tanggal 2 Juli 2011

Supriona.2011. Perguruan Tinggi Swasta diakses pada tanggal 2 Juli 2011


Surbaktil,Antonuis.dkk.2010. Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi permintaan siswa SMA Terhadap Jasa Perguruan TinggiHttp://Jurnalmepaekonomi.blogspot.com/2010/05/analisi_faktor_faktor_yang_4559.html diakses pada tanggal 1 Juli 2011

Wikipedia.2011. Pendidikan tinggi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan  diakses pada tanggal 26 Juni 2011

Wikipedia.2011. Pendidikan formal
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan  diakses pada tanggal 26 Juni 2011

Yuse.2009. Definisi Perguruan Tinggi pada tanggal 2 Juli 2011

1 komentar: